Hasad
Nabi bersabda: Jauhilah oleh kamu sekalian sikap hasud (dengki), karena sesungguhnya sikap hasud itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu kering (H R Ibnu Daud dan Ibnu Majah)
arti
Sifat dengki ini tampak dari sikapnya yang selalu tidak bisa melihat keberhasilan atau kebahagiaan orang lain yang menjadikannya jiwanya selalu tidak tenang, selalu ingin menang, curigaan dan berburuk sangka kepada orang lain dan tidak bersyukur dengan karunia yang didapatnya.
Pada masa kini sifat dengki ini banyak muncul melalui ciri yaitu senang melihat orang lain susah dan susah melihat orang lain senang
Tiada kebaikan sedikitpun suatu sifat dengki (Hasud) kecuali hanya akan mencelakakan dirinya dimana kebaikan kebaikan yang sudah susah payah dilakukan akan hilang percuma sesuai perumpamaan kayu kering yang dimakan api.
Hilangnya kebaikan juga terjadi bila dengki mengarah pada tindakan mendholimi orang lain. Orang yang didengki atau didholimi akan mendapat hadiah kebaikan dari orang mendengki dirinya.
Sebab
Sebab-sebab kedengkian muncul dari adanya rasa permusuhan, kebencian dan adanya perasaan tinggi hati menganggap diri lebih mulia dan berharga dibanding orang lain. Orang dengki sangat menyukai kepemimpinan, kedudukan dan pangkat, kikir untuk berbuat baik kepada orang lain.
Bila kita jeli dan teliti melihat komposisi nafsu yang ada didalam diri, maka sifat ini keluar dari nafsu amarah yang orientasinya kepada tinggi hati, sombong dan takabur. Nafsu amarah ini keluar sebagai sifat asli dari Iblis.
Melalui dengki atau hasud akan muncul atau membuahkan perbuatan tercela yang amat banyak jumlahnya. Satu diantaranya melalui sifat yang sangat tercela yaitu dendam, sehingga seseorang itu sangat sulit memaafkan orang lain.
Semakin tinggi kedudukan dan kekuasaan seseorang makin besar kemungkinan perbuatan dzalim atau kemaksiatan yang keluar dari sifat hasudnya itu.
akibat
Karena itu tidak heran bila sifat dengki mengakibatkan celaan dan hinaan dari masyarakat dan dari Allah akan mendapat malu dan siksa. Dengki pertama dicontohkan setan dikala melihat kedudukan yang diperoleh Adam As.
Dalam kaitan ini dengki kemudian masuk kategori dosa besar karena tidak menerima ketetapan Allah yang memang memberikan karunia dan kelebihan pada seseorang diatas hamba yang lain.
Firman Allah : Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(Annisa 32)
Dengki yang diperbolehkan
Namun demikian ada dengki yang diperbolehkan yang sifatnya adalah berlomba-lomba dalam kebaikan, dalam hal ini tidaklah haram. Dalam Al Quran disebutkan untuk berlomba-lomba dalam medapatkan kenikmatan surgaNya dan memohon ampun dan TobatNya.
Firman Allah: laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba (Almuthafifin: 26).
Firman Allah : Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.(Al Hadid: 21)
Rasulullah Saw kemudian menyebutkan 2 hal kedengkian yang diperbolehkan yaitu kala diri melihat seseorang yang mendapat karunia Allah kemudian menafkahkannya di jalan yang haq dan seseorang yang dikaruniakan ilmu Allah kemudian mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain.
Rasulullah Saw bersabda: Tidaklah boleh dibenarkan adanya kedengkian itu melainkan dalam 2 hal yaitu seseorang yang dikarunia harta oleh Allah kemudian dipergunakan untuk habisnya harta itu dan juga seseorang yang yang dikaruniai ilmu oleh Allah kemudian ia mengamalkannya serta mengajarkannya kepada orang lain (Bukhari Muslim)
Komentar
Posting Komentar